Lelaki itu menangis dalam buaian ayunya kelentikan. hatinya meronta, mempertanyakan kenapa kejutan itu tak membuatnya menangis. Sungguh letupan untuk melepas kelembutan itu terus mengiang. Dia punya iman, alhamdulillah. Tapi apakah nilai itu cukup membuat berdirinya "lelaki sejati".
Sosok lelaki itu sungguh sangat disayangkan takdir yang dia pilih. Yup takdir adalah pilihan. Pilihan yang salah, wanita disampingnya sungguh membuatnya menyesal. Anggannya sungguh mulya belaku sebagai mahluk. Semoga saja ini jalan memutar. Kata paman, jalan memutar banyak yang kita temukan dan korbankan. ilmu dan hikmah semoga saja dapat diraihnya di depan. keep fighting.
Ilmu dan kemantapan iman serta hati menjadi harta berharga berjalan di muka bumi ini. Sungguh pembelajaran dengan trauma lebih banyak memakan korban sekalipun efek jera kelak ia jadikan kaidah melangkah. Sekali lagi lelaki itu salah melakukan start.
Dia pantas dengan apa yang dimilkinya, sudah saatnya ia berlaku "jantan" dalam kemantapan itu. Itulah awal dari alunan cerita lelaki itu. Strategi jitu untuk kenyamanan berulah dewasa, ia putuskan saatnya mencari gandengan tangan, seorang perempuan yang cantik, berakhlak mulya, pendidikan yang mumpuni dan tentunya sesuai dengan his style.
Lirik kanan tengok kiri, orang sebayanya begitu nyaman dan ceria dengan hal yang sama yang ia impikan. Lelaki itu berpikir mungkin dengan "naungannya" ia bisa berlaku beradab dengan kelak apa yang ia inginkan. Ia tahu banyak yang "nyeleneh" dengan apa yang berlaku saat itu. Ia tahu dengan bekal sandarannya. Hampir terlupakan, lelaki nyentrik itu sungguh orang yang pemalu tapi idealis. Tenggok saja kemantapan untuk berulah dewasa dan desain menata "nyeleneh"-nya itu.
Mencari, yup dia lakukan itu untuk terhindar dari penyesalan. Satu dua tiga ia lakukan start . Banyak ia singgah dalam pencariannya, tak satupun dapat berkenan. Dalam keluguan dan malunya, tentu banyak tawa dan menggelikan dalam pencariannya. Ta urung ia dapatkan penolakan. "Wah aku siapa? Baju besi yang aku pakai tak selamanya mempan", tuturnya. Dalam canda hatinya, ia berkilah gadis yang ia coba taklukan nyatanya orang bukan "matre", good sense. lelaki itupun tersenyum kembali.
Dalam hirup pikuk pencariannya, Allah SWT sodorkan seorang gadis yang tak ia duga. Jelita dan kemolekan Ia lengkapkan di depan mata lelaki itu. Yup tak didiga, gadis cantik itu mampu mengurai kemantapan "nyeleneh". Saat itu pula ia gariskan alternatif "kemantapan hatinya" untuk mendapatkan nilai kesempurnaan pasanganan hidupnya.
Lelaki itu menghela napas, gadis cantik itu mampu ia genggam. "Check list -nya kurang", ia sadar akan pilihan itu. "Ini jalan memutar dan aku harus berjuang", ia berucap semangat.
"Benar kata paman, jalan memutar ini banyak likunya, lebih-lebih gadis ini begitu asing dengan Tuhannya", tutur kata itulah terus ia lontarkan dalam benaknya. Terombang-ambing dalam ombak yang besar tentu saja basahnya baju tentu ia dapat. Banyak penguraian makna "nyeleneh" dalam perantauan qolbunya. Sungguh lelaki itu tidak cukup bekal dalam perjalanan itu. Tapi Tuhan Maha Tau, apa yang terbaik untuk mahluknya. Apa yang dirasa dan apa yang diterima itu berbanding lurus dengan "tangannya". Disadari atau tidak, Allah SWT berikan persimpangan dalam setiap langkah manusia. Jalur yang kita ambil tentu memiliki cerita sendiri. Dan dalam jalur yang kita pilih, Tuhan sodorkan kembali persimpangan lainnya. Yup semua itu yang mungkin dapat dikatakan dengan "takdir".
Allah SWT sungguh memiliki algoritma sempurna dalam penyusunan persimpangan tersebut. Setiap jalur tentu dalam kondisi "if conditional if". persimpangan dan persimpangan Allah SWT berikan itu, semua itu rasa cinyaNYA akan mahluknya. Jalur yang cepat dan tepat dapat manusia raih dengan kemantapan hati dan ilmu. Jalan melingkar apapun akan ada persimpangan untuk membuatnya kembali ke jalan yang benar.
Lelaki idealis itu tak kunjung padam mempersunting gadis jelita itu. Mungkin persimpangan itulah menjadi kaidah melangkah. Yup sampai saat itu, check list tak juga terpenuhi. Tak patah semangat ia lanjutkan perjuangan itu.
Penyesalan dan rasa bersalah mampir juga dibenaknya. Tak mungkin dia kembali ke pelabuhan. Bahteranya sudah lengkap dari apa yang disebut keluarga. Check list-nya itulah, menjadi beban berat dalam rantaun imannya. Sungguh persimpangan itu begitu samar dia lihat, selalu salah melangkah. Mungkin saja ia terbawa hanyut arus di persimpangnan, ia tidak mampu. Ia terlalu lemah. Dan ia salah menjadi lemah. "Sungguh jangan pernah aku tinggalkan bahtera ini, jangan!", ia teriak dalm hatinya.
Itulah kegalauan hati seorang lelaki "salah" dalam memilih "Jodoh". Dikatakan "salah" karena memang benar sunguh itu membuat jalan memutar. Sungguh akan banyak pengorbanan. Sungguh itu menguras hati dan pikiran. Bila itu terjadi, sungguh itu perjuangan yang mulya. Mantapkan iman dan hati, sempurnakan niat dan perbuatan, ambil ilmu dan hikmah dengan kesabaran dan keikhlasan. Insya Allah, kita dapat jalur yang benar di tiap persimpangan di depan.
Semoga bermanfaat.
Comments